Ketika berumrah di akhir bulan Juni 2008 yang lalu, dan begitu penulis sedang menuju Masjid Al-Haram, ada suatu pemandangan yang cukup menarik bagi saya: bangunan-bangunan yang terletak dari Suq Al-Lail (orang Indonesia lebih megenalnya dengan sebutan Pasar Seng) hingga Jabal ‘Umar telah bertumbangan. Ada yang bilang, sekitar 900 bangunan telah diruntuhkan.
Saat itu sendiri, di sana-sini terlihat truk-truk yang membawa puing-puing bangunan hilir mudik di sekitar lokasi itu. Tak ayal lagi, Kota Makkah di musim panas itu kian “membara” dan “berdebu”. Tak aneh, bila seorang pembimbing jamaah umrah yang telah berusia sekitar 60 tahun, begitu pulang dari berumrah langsung jatuh sakit dan ternyata terkena bronchitis. Memang, dalam kondisi dan situasi Kota Makkah yang sedang mulai membangun itu, membuat kota itu terasa tak nyaman. Belum lagi jumlah hotel-hotel pun kian menciut. Akibatnya, tentu dapat diperkirakan. Pasokan hotel pun di Makkah pun kian menciut. Belum lagi suasana kekhusukan beribadah juga terganggu.
Itu suasana di musim panas di akhir bulan Juni yang lalu. Untuk musim haji nanti, tentu situasi dan kondisinya akan kian seru lagi. Bagaimana tidak? Dengan “sikon” Kota Makkah yang demikian, diperkirakan para jamaah haji regular Indonesia akan menempati pemukiman-pemukiman dengan jarak paling dekat sekitar dua kilometer dari Masjid Al-Haram. Di satu sisi, “sikon” itu tentu semakin memberatkan para jamaah. Di sisi lain, beban yang ditanggung Masjid Al-Haram pun kian berat. Mengapa? Karena dengan jarak demikian, tentu para jamaah akan semakin lama “ngendon” di Masjid itu, untuk menghemat energi pulang-balik ke pemukiman yang jaraknya jauh. Dengan “sikon” yang demikian, Masjid Al-Haram pun semakian padat sepanjang waktu.
“Sikon” yang demikian itu diperkirakan akan berlangsung sekitar 3 hingga 5 tahun ke depan. Karena itu, jamaah yang berumrah maupun berhaji pada tahun-tahun itu hendaknya mempersiapkan diri menghadapi “sikon” yang kurang nyaman itu. Terutama bagi jamaah haji yang telah lanjut usia. Penyakit akibat debu yang gentayangan itu harus diantisipasi dengan baik.
Bagaimanakah rancangan Kota Makkah ke depan dengan adanya penghancuran bangunan-bangunan itu? Nah, di foto di samping dapat Anda saksikan gambar “KOTA MAKKAH MASA DEPAN” seperti yang ditampilkan oleh beberapa pihak. Ketika melihat gambar itu, seorang teman sampai berteriak, “Wow, ini Makkah atau Dubai?” Wallahu a’lam bi al-shawab.