Al-Buthi, Siapakah Ulama yang Satu ini?
Sedih, itulah suasana hati saya begitu membaca berita tentang berpulangnya
kemarin seorang ulama terkemuka Suriah yang satu ini, Prof. Dr. Muhammad
Sa‘id Ramadhan Al-Buthi, dalam peristiwa bom yang meledak di lingkungan Masjid
Umawi, Damaskus. Mengapa sedih? Lepas dari pemikiran politik yang beliau
dukung, beliau tidak hanya seorang ulama kondang semata. Tetapi, beliau juga
seorang penulis produktif sejumlah karya tulis ilmiah yang berbobot. Dewasa
ini, di Dunia Islam, tidak mudah menemukan seorang ulama terkemuka yang juga
seorang penulis yang berbobot seperti beliau. Apalagi, beliau sejak dahulu
terkenal memiliki akhlak yang indah.
Siapakah Prof. Dr. Muhammad Sa‘id Ramadhan Al-Buthi?
Ulama dan pemikir Muslim terkemuka asal Suriah ini
lahir pada 1348 H/1929 M di sebuah desa Turki, Jilika, di Pulau Butan (dalam
bahasa Arab disebut Jazirah Ibn ‘Umar), Anatolia Barat. Putra
semata wayang seorang ulama
berdarah Kurdi yang juga seorang
penjual buku, Mulla Ramadhan Al-Buthi,
ini pindah ke Damaskus, Suriah pada 1353 H/1934
M, bersama keluarganya yang
menghindar dari penindasan pemerintahan Mustafa Kemal
Ataturk. Di kota baru tersebut mereka bermukim
di Distrik Ruknuddin
yang warganya sebagian besar berdarah Kurdi.
Di kota yang
pernah menjadi ibukota pemerintahan Dinasti Umawiyyah itu, Al-Buthi muda memperdalam
ilmu. Antara lain kepada Syaikh Hasan Habannakah Al-Midani
dan Syaikh Al-Maradini di Masjid Raya
Manjak di Al-Midan. Di sisi lain,
tatkala berusia 18 tahun, dia
dinikahkan ayahandanya dengan adik perempuan istri kedua
ayahandanya. Usai menimba ilmu
di Suriah, Al-Buthi muda lantas memperdalam ilmu
di Universitas Al-Azhar di Kairo, Mesir.
Selepas menimba ilmu di Negeri Piramid pada 1376
H/1956 M, Al-Buthi
meniti karier sebagai guru.
Lantas, pada 1381 H/1961 M, tatkala
Universitas Damaskus membuka
Fakultas Syariah, dia
direkrut sebagai staf pengajar di bidang perbandingan
mazhab, akidah, dan sîrah. Karier ilmiahnya kian
berpendar selepas dia berhasil meraih gelar doktor dari
Universitas Al-Azhar pada 1385
H/1965 M. Jabatan yang dia pangku, antara
lain, adalah sebagai Dekan
Fakultas Syariah, Universitas Damaskus.
Selain itu, Al-Buthi juga
meluangkan sebagian waktunya untuk
menyusun sejumlah karya tulis. Karya-karya
tulisnya, antara lain Dhawâbith Al-Mashlahah
fî Al-Syarî‘ah Al-Islâmiyyah, Fiqh Al-Sîrah Al-Nabawiyyah ma‘a Mu‘jaz li Târîkh Al-Khulafâ’ Al-Râsyidah,
Kubrâ Al-Yaqîniyyât Al-Kauniyyah, Muhadharât fî Al-Fiqh Al-Muqârin, Min Al-Fikr
wa Al-Qalb, Minhâj Tarbawî Farîd fî Al-Qur’ân, Al-Islâm wa
Musykilât Al-Syabâb, Al-Insân wa ‘Adâlah Allâh fî Al-Ardh, Min Rawâ’i‘ Al-Qur’ân,
Minhâj Al-‘Audah ilâ Al-Islâm, Al-Salafiyyah: Marhalah Zamâniyyah Mubârakah
ilâ Madzhab Islâmî, Hiwâr Haula Musykilât Hadhâriyyah, Minhâj Al-Hadhârah Al-Insâniyyah fî Al-Qur’ân, Al-Jihâd
fî Al-Islâm, Qadhâyâ Fiqhiyyah Mu‘âshirah, dan Al-Dîn wa Al-Falsafah.
Mengiringi kepulangan
Prof. Dr. Muhammad Sa‘id Ramadhan Al-Buthi ke hadirat Allah Swt., saya
hanya dapat mengiringinya dengan doa, “Allahumma ighfir lahu warhamhu
wa‘âfihi wa‘fu ‘anhu wawassi‘ madkhalahu waj‘al al-jannnata matswâhu.”
Kiranya Allah Swt. menerima amal-amal beliau dan mengampuni dosa-dosanya, amin.
No comments:
Post a Comment