BERIKAN YANG TERBAIK
“Mas, bagaimana ini. Meski tawaran itu sudah saya tolak berkali-kali, saya akhir Juli 2016 ini akan tetap dilantik sebagai Ketua Persadia Jawa Barat.”
Demikian ucap istri beberapa waktu yang lalu. Persadia adalah sebuah organisasi nirlaba bagi orang-orang yang peduli terhadap penyakit diabetes mellitus. Istri memang aktif di organisasi tersebut sejak lama. Mendengar ucapannya yang demikian, saya pun teringat perbincangan kami sekitar 32 tahun yang lalu. Tidak lama selepas kami menikah, ia meminta izin kepada saya, “Mas, sebagai seorang dokter yang mendapatkan fasilitas pendidikan dari negara, izinkan saya tetap mengabdi di profesi saya tersebut. Insya Allah, saya tetap tidak akan mengabaikan keluarga saya.”
Saya pun mengizinkan istri untuk tetap menjadi seorang dokter yang mengabdi kepada masyarakat. Dan, sejak awal saya tahu, ia adalah seorang “pejuang” yang tangguh dan ulet. Tak aneh jika ketika ia menjadi kepala puskesmas di sebuah desa di Kabupaten Bandung, ia antarkan puskesmas yang ia pimpin, dari strata iii (alias puskesmas di level paling kurang maju) menjadi puskesmas strata i (alias strata terbaik).
Kemudian, ketika ia telah berhasil meraih brevet sebagai seorang dokter spesialis penyakit dalam, ketika para sejawatnya tidak ada yang mau ditempatkan di sebuah kabupaten yang kala itu merupakan kabupaten termiskin di NusaTenggara Barat, ia pun dengan senang hati bertugas di sana. Selama setahun penuh, ia siapkan infrastruktur bagian penyakit penyakit dalam di sebuah rumah sakit daerah di kabupaten tersebut dengan baik. Sehingga, ketika ia telah merampungkan tugasnya, dokter-dokter lain pun menjadi berebut untuk bertugas di sana.
Dari Nusa Tenggara Barat, ia kemudian kembali ke Jawa Barat. Tak lama kemudian, ia bertugas kembali ke sebuah rumah sakit di Kabupaten Bandung. Selepas dua kali menjadi wakil direktur, ia kemudian bersama saya membangun “Pesantren Mini”, sejak 2008 hingga kini. Di sisi lain, ia mulai menaruh perhatian terhadap para penderita diabetes mellitus. Ia pun bersama dengan beberapa sahabatnya, membentuk Diabetic Center Unit, alias pusat penanganan dan pendidikan bagi para penderita diabetes mellitus, sebagai ketua lembaga tersebut di rumah sakit tempat ia berkarya. Dengan tanpa mengenal lelah lembaga tersebut ia kelola dan kembangkan. Sehingga, akhirnya, tahun lalu lembaga itu menjadi diabetic center terbaik tingkat nasional.
“Bagaimana, diterima atau tidak amanah baru itu?” tanya istri lebih lanjut. “Jika Mas tidak mengizinkan, tawaran tersebut tidak akan saya terima.”
“Kita ini dikaruniai Allah Swt. ilmu pengetahuan dan pengalaman bukan untuk dibanggakan dan disembunyikan. Tetapi, kita dikaruniai Allah Swt. ilmu pengetahuan dan pengalaman untuk disebarluaskan dan dikhidmahkan untuk masyarakat. Berikan yang terbaik kepada masyarakat. Bukankah Rasulullah Saw. berpesan demikian, “Berbuatlah yang terbaik.” Tetapi, jangan lupa meminta izin juga kepada anak-anak. Insya Allah, mereka senang dengan kegiatan dan amanah baru yang akan dilaksanakan ibu mereka.”
“Insya Allah, saya akan memberitahu anak-anak. Doakan, kiranya saya dapat memberikan yang terbaik bagi masyarakat. Tetap dengan niat yang ikhlas dan karena Allah Swt. semata.”
“Kiranya Allah Swt. meridhai dan memberkahi langkah kita. Amin ya Rabb al-‘Alamin.”
Thursday, June 30, 2016
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment