KEKHAWATIRAN KETIKA SEDANG MENULIS SEBUAH BUKU
“Alhamdulillah. Ya Allah, jadikanlah karya ini bermanfaat
bagi masyarakat.”
Demikian gumam bibir saya, kemarin pagi, ketika membuka
deretan email yang masuk. Salah satu email berasal dari seorang editor Penerbit
Bentang Pustaka, Yogyakarta. Dalam email tersebut, editor, yang telah lama
akrab dengan saya, memberitahukan, “Pak Rofi’. (Buku) Jejak-jejak Islam,
Kamus Sejarah dan Peradaban Islam minggu depan akan diterbitkan dalam
bentuk edisi cetak.”
Betapa gembira dan bahagia hati saya menerima pesan
demikian. Karya yang merupakan ensiklopedia ringkas sejarah dan peradaban
Islam, dari sejak awal perkembangannya hingga dewasa ini, sebelumnya telah
terbit dalam bentuk e-book. Karya itu sendiri saya tulis bersama sebuah
ensiklopedia yang diterbitkan Mizan, Ensiklopedia Tokoh Muslim,
selama sekitar 6 tahun. Ketika sedang menulis dua karya tersebut, sejatinya ada
suatu perasaan khawatir, dua karya tersebut tidak terselesaikan. Tentu
saja, sebab penulisan dua karya itu, sebagai sebuah karya ilmiah meski populer,
memerlukan kecermatan dan ketelitian sangat tinggi serta tidak dapat dilakukan
terburu-buru.
Merasa sangat khawatir Allah Swt. telah “memanggil saya
untuk pulang” sebelum penulisan dua karya itu rampung, setiap kali saya umrah,
dan setiap kali berada di Multazam di lingkungan Masjid Al-Haram, saya
senantiasa berdoa, kiranya Sang Pencipta memberikan karunia usia untuk dapat
merampungkan dua karya itu, sebagai salah satu kontribusi ilmiah bagi umat
Islam dan bangsa Indonesia.
Perasaan khawatir yang sama sejatinya juga pernah “mewarnai”
benak saya ketika saya sedang menerjemahkan sebuah karya besar Imam Al-Ghazali,
Ihyâ’ ‘Ulûm Al-Dîn, yang kemudian diterbitkan Penerbit Pustaka
Bandung dan terdiri dari 16 jilid. Setiap kali satu jilid dari karya sangat
tebal itu terbit, sebelum karya terjemahan itu terbit lengkap 16 jilid, ada
perasaan takut dan khawatir menggelayut dalam benak bahwa Allah Swt. tidak
memberikan kesempatan saya untuk merampungkan penerjemahan karya puncak Imam
Al-Ghazali tersebut dalam bahasa Indonesia yang murah dicerna dan difahami oleh
masyarakat awam sekalipun. Alhamdulillah, selepas “berjuang” selama sekitar 6
tahun pula, penerjemahan solo itu dapat saya rampungkan. Betapa bahagia dan
gembira saya ketika itu.
Kehadiran Jejak-jejak Islam, yang terdiri
sekitar 600 halaman, tentu, saya harapkan, dapat memberikan pemahaman dan
gambaran yang lebih baik tentang sejarah Islam, dari masa ke masa, dan berbagai
puncak sumbangsih kaum Muslim terhadap dunia. Semoga, karya ini bermanfaat bagi
masyarakat, juga bagi penulis, âmîn yâ Mujîb Al-Sâ’ilîn.
No comments:
Post a Comment