KIRANYA ALLAH MELIMPAHKAN RAHMAT-NYA
KEPADAMU
Beberapa lama selepas Rasulullah
Saw. berpulang ke hadirat Allah Swt., entah kenapa hari itu ‘Umar bin
Al-Khaththab sangat resah dan gelisah, karena diterpa kerinduan yang luar biasa
kepada sang Rasul. Bukan hanya sekadar rindu biasa. Tetapi, kerinduan yang
diwarnai perasaan kehilangan yang sangat dalam atas “kepergian” sang Kekasih.
Karena tidak kuasa lagi menahan lelehan tangisnya, ia akhirnya merintih lama,
“Demi ibu-bapakku, wahai Rasul!
Sungguh, ada suatu pangkal pohon kurma
yang kerap engkau jadikan sebagai tempat
berpidato di hadapan manusia. Ketika manusia kian
bertambah banyak, engkau pun
mengambil mimbar untuk menyampaikan pesanmu. Karenanya, betapa
sedih pangkal pohon
kurma itu berpisah denganmu. Kemudian,
kala engkau letakkan tanganmu
di atasnya, barulah pangkal pohon kurma tenang.
Umatmu lebih merindukanmu, wahai Rasul,
karena engkau berpisah dengan mereka.
Demi ibu-bapakku, wahai Rasul!
Sungguh, keutamaanmu telah sampai di
sisi Allah. Sehingga,
Dia menjadikan ketaatan kepadamu sama dengan ketaatan kepada-Nya. Allah Swt.
berfirman, “Barang siapa mematuhi
Rasul, sungguh ia telah
mematuhi Allah.” (QS Al-Nisâ’ [4]: 80).
Demi ibu-bapakku, wahai Rasul!
Sungguh, keutamaanmu telah sampai di
sisi-Nya. Sehingga, Dia memberitahukan kepadamu bahwa engkau telah
dimaafkan oleh-Nya sebelum
Dia memberitahukan kepadamu tentang
dosamu lewat firman-Nya,
“Kiranya Allah memaafkanmu. Mengapa engkau memberi izin kepada mereka (untuk tidak pergi
berperang)?” (QS Al-Taubah [9]: 43).
Demi ibu-bapakku, wahai Rasul!
Sungguh, keutamaanmu telah sampai di
sisi-Nya. Sehingga, Dia
mengutusmu sebagai
penghabisan para nabi dan menyebutmu pada permulaan para
nabi lewat firman-Nya, “Dan
(ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari nabi-nabi dan dari engkau
(sendiri), dari Nuh, Ibrahim, Musa, dan
‘Isa putra Maryam, dan Kami telah mengambil
dari mereka perjanjian yang
teguh” (QS Al-Ahzâb [33]: 7).
Demi ibu-bapakku, wahai Rasul!
Sungguh, keutamaanmu telah sampai di
sisi-Nya. Sehingga, para warga neraka
ingin mematuhimu, sementara mereka
sedang disiksa di antara lapisan-lapisan neraka. Mereka mengatakan, “Alangkah baik andaikan kami taat kepada
Allah dan taat (pula) kepada Rasul!” (QS Al-Ahzâb [33]: 66).
Demi ibu-bapakku, wahai Rasul! Sungguh, andaikan
memang Musa putra ‘Imran telah dikaruniai batu oleh Allah, sehingga air pun
memancar darinya laksana sungai, namun apakah hal itu lebih menakjubkan
dari jemarimu yang kuasa memancarkan air? Kiranya Allah melimpahkan rahmat-Nya
kepadamu!
Demi ibu-bapakku, wahai Rasul! Sungguh, andaikan
memang Sulaiman putra Dawud telah dikaruniai angin oleh
Allah dengan kecepatan, baik kala
pagi maupun sore, sejauh perjalanan
sebulan, namun apakah hal
itu lebih menakjubkan
ketimbang Buraq yang menjadi tungganganmu di dalam
perjalananmu pada malam hari menuju langit
ketujuh, kemudian engkau
melakukan shalat subuh
pada malam itu pula di Abthah? Kiranya Allah melimpahkan
rahmat-Nya kepadamu!
Demi ibu-bapakku, wahai Rasul! Sungguh, andaikan
memang ‘Isa putra Maryam telah dikaruniai Allah kemampuan
untuk dapat menghidupkan kembali orang mati, namun apakah hal itu lebih
menakjubkan ketimbang kambing yang
diracuni ketika kambing itu berbicara
denganmu, padahal kambing itu sudah digoreng,
lewat pahanya, “Janganlah engkau
memakanku. Aku beracun!”
Demi ibu-bapakku,
wahai Rasul! Sungguh,
Nuh telah mendoakan terhadap
kaumnya dengan mengatakan,
“Ya Tuhanku! Janganlah Engkau biarkan seorang
pun di antara orang-orang kafir itu tinggal
di bumi!” (QS Nûh
[71]: 26). Andaikan
engkau mendoakan terhadap kami seperti itu, niscaya kami
semua akan binasa! Namun,
meski punggungmu telah
bungkuk, wajahmu telah berdarah-darah, sendi-sendimu telah
hancur, engkau tetap
enggan mengatakan selain kebajikan dengan doamu, “Ya Allah, Tuhanku! Ampunilah kaumku. Sungguh, mereka tidak
mengetahui!”
Demi ibu-bapakku, wahai Rasul!
Dengan usiamu yang sedikit dan pendek engkau telah diikuti oleh manusia
(dalam jumlah yang melebihi jumlah manusia) yang mengikuti Nuh dengan
usianya yang banyak dan panjang.
Sungguh, telah beriman kepadamu anak
manusia dalam jumlah yang banyak, sementara tidak beriman
kepada Nuh selain hanya sejumlah
kecil anak manusia!
Demi ibu-bapakku,
wahai Rasul! Andaikan
engkau tidak mengambil teman duduk selain orang-orang yang
sepadan denganmu, tentulah engkau tidak akan duduk bersama kami. Andaikan
engkau tidak menikah selain
perempuan-perempuan yang sepadan denganmu, tentulah engkau tidak menikah dengan
sebagian dari kelompok kami. Dan,
andaikan engkau tidak mewakilkan selain
kepada orang-orang yang sepadan denganmu, tentulah engkau tidak
mewakilkan kepada kami. Namun, sungguh demi Allah, engkau telah
duduk bersama kami, menikah dengan sebagian dari kelompok kami, dan mewakilkan
sesuatu kepada kami. Juga, Engkau kenakan pakaian dari bulu. Engkau kendarai
keledai. Engkau ikutkan orang di belakangmu. Engkau letakkan makananmu
di atas
lantai dan engkau ambil
makanan dengan jemarimu. Ini semua karena
engkau merendah.
Kiranya Allah melimpahkan rahmat
dan kesejahteraan kepadamu, wahai Rasul.”
No comments:
Post a Comment