Tadi pagi, ketika istri penulis sedang dalam perjalanan ke Jakarta, dan kemudian bertolak menuju Hong Kong, untuk menghadiri sebuah kongres medis selama beberapa hari di sana, penulis kemudian membereskan kertas-kertas bertebaran yang ada di dekat sebuah tas milik istri penulis yang lama tak dijamah. Ketika satu demi satu kertas-kertas itu penulis bereskan dan cermati, sebuah kertas berwarna pink dengan border merah indah segera memikat pandangan penulis. Oh, kertas itu ternyata sepucuk surat yang ditulis istri penulis, seorang dokter spesialis penyakit dalam, pada 27 Desember 2008.
Entah kenapa, istri penulis tidak pernah bercerita perihal surat itu. Padahal, begitu usai membaca surat itu, ternyata isi surat itu sangat indah, walau ringkas. Karena itu, dalam kesempatan kali ini, izinkanlah penulis menyajikan sepucuk surat yang ditujukan kepada dua putri penulis (Mona Luthfina, seorang sarjana Teknik Industri ITB dan kini bekerja di sebuah biro konsultan, dan Naila Fithria, seorang mahasiswa Teknik Informatika ITB), walau sejatinya surat itu hanya ditujukan kepada dua putri penulis:
Ananda Mona dan Naila tersayang.
Saat ini, Ibu baru saja selesai mengikuti sebuah training. Saat ini Ibu merasakan, betapa Ibu merasa banyak berdosa kepada kalian, karena kesibukan Ibu selama ini. Tapi, di sisa usia Ibu, Ibu akan berusaha mengejar dan memperbaiki kekurangan Ibu selama ini. Dari dulu, Ibu mencintai kalian apa adanya.
Bagi Ibu, saat-saat yang membahagiakan adalah saat melihat Ananda dekat dengan Allah, menyayangi Ibu dan Bapak, memahami apa yang selalu Ibu lakukan, terutama untuk kepentingan orang banyak, dan memaafkan Ibu dengan segala kekurangan Ibu. Ibu kini akan bersabar, terutama kepada Naila, sampai Naila tumbuh lebih baik, terutama di hadapan Allah. Sedangkan saat-saat yang kadang Ibu sesalkan adalah saat kalian tak menjalankan perintah Allah dengan baik. Tapi, Ibu akan memaafkan dengan sepenuh hati bila kalian berbuat kesalahan atau tidak memahami kedua orang tua kalian. Ibu dan Bapak sangat mencintai kalian berdua.
Ibu berjanji, wahai Ananda tersayang, akan selalu memahami dan memperhatikan kalian berdua. Maafkan Ibu dan Bapak. Semoga kita berempat (Ibu, Bapak, Mona, dan Naila), kelak bisa berkumpul di surga. Amin.
Semoga Allah memberi rahmat dan ridha-Nya untuk kita
Peluk cium sayang,
Ummie Wasitoh
2 comments:
It's so sweet..:) Semoga Mona dan Naila juga tau betapa beruntungnya kalian mempunyai ayah ibu seperti Om dan Tante...
Great work and still continue your web page We at Addhunters shifted this service to a level much higher than the broker concept. you can see more details in our web page Property for sale Best in lusail
Post a Comment