Friday, August 3, 2012


MEMBURU MUKJIZAT NABI 'ISA A.S.

Siang kemarin, ketika melintasi Instalasi Gawat Darurat  rumah sakit tempat istri bekerja, dan melihat pasien-pasien yang sedang dilayani di instakasi tersebut, entah kenapa tiba-tiba saya teringat Nabi ‘Isa a.s. dan kisahnya bersama sekelompok orang yang memburu mukjizat sang Nabi.

Seperti diketahui, Nabi ‘Isa a.s. adalah seorang Nabi terakhir yang diutus kepada Bani  Israil. Sang Nabi  ini termasuk keturunan Nabi Ibrahim a.s. dan merupakan keluarga  dekat Nabi Zakariya a.s. Menurut Al-Quran, ia adalah putra Maryam,  seorang wanita suci yang penuh pengabdian dan ketaatan kepada Allah Swt. Wanita suci itu  melahirkan sang Nabi tanpa hubungan intim dengan laki-laki.  Selain  itu,  menurut  Kitab  Suci  tersebut,   ia diciptakan  Allah sebagaimana Adam a.s. diciptakan dari tanah  dan ia adalah kata-kata Allah dalam arti bahwa Allah mengatakan “Kun” dan  ia tidak berayah. Karena ia lahir tanpa ayah, kaum  keluarga ibunya  menuduh  Maryam  melakukan  perselingkuhan.  Tuduhan  ini lantas dijawab langsung 'Isa yang masih orok.

Nabi  yang disebut sekitar 25 kali di dalam Al-Quran ini  diutus khusus  untuk  meluruskan  Bani Israil yang  telah  tersesat  dari ajaran  agama mereka. Namun, mereka tidak menghiraukan  petunjuk  dan pengajarannya,  meski  ia  telah  memberikan  berbagai   landasan kebenarannya  sebagai  Nabi. Antara lain dengan  menunjukkan salah salah satu mukjizatnya: menghidupkan kembali orang yang telah mati.

Alkisah, suatu hari, Nabi ‘Isa a.s. berkelana di gurun pasir bersama sekelompok orang.  Mereka pun segera tahu, ternyata sang Nabi memiliki kemampuan luar biasa untuk menghidupkan kembali orang  yang telah mati. Melihat kemampuan sang Nabi yang demikian, mereka pun “ngiler”. Mereka kemudian mendesak sang Nabi untuk menularkan mukjizatnya. Utamanya, mereka mendesak sang Nabi untuk mengajarkan mukjizatnya yang dapat menghidupkan kembali orang yang telah mati. Didesak demikian, sang Nabi pun berucap, “Saya khawatir, bila mukjizat itu saya ajarkan kepada kalian, kalian akan menyalahgunakannya.”

Karena itu, sang Nabi menolak mengajarkan mukjizat itu kepada mereka. Tetapi, mereka kemudian senantiasa mendesak dan memaksa sang Nabi untuk mengajarkan mukjizat tersebut. Menghadapi desakan dan paksaan yang demikian, sang Nabi akhirnya berucap, “Baik, mukjizat itu akan saya ajarkan kepada kalian. Namun, perlu kalian ketahui, sejatinya kalian benar-benar tidak layak memelajari mukjizat tersebut!”
Sang Nabi kemudian mengajarkan kepada mereka mukjizat tersebut. Usai memelajari mukjizat tersebut, mereka kemudian meninggalkan sang Nabi dan pergi ke tempat yang sepi untuk memraktikkan mukjizat tersebut. Ketika berada di tempat sepi tersebut, mereka melihat setumpukan tulang belulang putih. “Ayo kita praktikkan mukjizat ini,” ucap salah seorang di antara mereka.

Begitu mukjizat itu dipraktikkan, tiba-tiba tulang belulang itu berubah menjadi sekawanan singa galak. Dan, singa-singa itu pun segera memburu, mencabik-cabik, dan memangsa mereka.

Suatu pelajaran indah diajarkan sang Nabi, “Janganlah memburu sesuatu yang diri kita sendiri sejatinya tidak layak menerimanya. Termasuk jabatan. Akibatnya, sesuatu itu akan mencabik-cabik dan memangsa kita!”

No comments: