MEMBURU MUKJIZAT NABI 'ISA A.S.
Siang kemarin, ketika melintasi
Instalasi Gawat Darurat rumah sakit
tempat istri bekerja, dan melihat pasien-pasien yang sedang dilayani di
instakasi tersebut, entah kenapa tiba-tiba saya teringat Nabi ‘Isa a.s. dan
kisahnya bersama sekelompok orang yang memburu mukjizat sang Nabi.
Seperti diketahui, Nabi ‘Isa a.s.
adalah seorang Nabi terakhir yang diutus kepada Bani Israil. Sang Nabi ini termasuk keturunan Nabi Ibrahim a.s. dan merupakan
keluarga dekat Nabi Zakariya a.s.
Menurut Al-Quran, ia adalah putra Maryam,
seorang wanita suci yang penuh pengabdian dan ketaatan kepada Allah Swt.
Wanita suci itu melahirkan sang Nabi
tanpa hubungan intim dengan laki-laki.
Selain itu, menurut
Kitab Suci tersebut,
ia diciptakan Allah sebagaimana Adam
a.s. diciptakan dari tanah dan ia adalah
kata-kata Allah dalam arti bahwa Allah mengatakan “Kun” dan ia tidak berayah. Karena ia lahir tanpa ayah,
kaum keluarga ibunya menuduh
Maryam melakukan perselingkuhan. Tuduhan
ini lantas dijawab langsung 'Isa yang masih orok.
Nabi yang disebut sekitar 25 kali di dalam Al-Quran
ini diutus khusus untuk
meluruskan Bani Israil yang telah tersesat
dari ajaran agama mereka. Namun,
mereka tidak menghiraukan petunjuk dan pengajarannya, meski
ia telah memberikan
berbagai landasan
kebenarannya sebagai Nabi. Antara lain dengan menunjukkan salah salah satu mukjizatnya:
menghidupkan kembali orang yang telah mati.
Alkisah, suatu hari, Nabi ‘Isa
a.s. berkelana di gurun pasir bersama sekelompok orang. Mereka pun segera tahu, ternyata sang Nabi
memiliki kemampuan luar biasa untuk menghidupkan kembali orang yang telah mati. Melihat kemampuan sang Nabi
yang demikian, mereka pun “ngiler”. Mereka kemudian mendesak sang Nabi untuk
menularkan mukjizatnya. Utamanya, mereka mendesak sang Nabi untuk mengajarkan
mukjizatnya yang dapat menghidupkan kembali orang yang telah mati. Didesak demikian,
sang Nabi pun berucap, “Saya khawatir, bila mukjizat itu saya ajarkan kepada
kalian, kalian akan menyalahgunakannya.”
Karena itu, sang Nabi menolak
mengajarkan mukjizat itu kepada mereka. Tetapi, mereka kemudian senantiasa mendesak
dan memaksa sang Nabi untuk mengajarkan mukjizat tersebut. Menghadapi desakan dan
paksaan yang demikian, sang Nabi akhirnya berucap, “Baik, mukjizat itu akan saya
ajarkan kepada kalian. Namun, perlu kalian ketahui, sejatinya kalian benar-benar
tidak layak memelajari mukjizat tersebut!”
Sang Nabi kemudian mengajarkan
kepada mereka mukjizat tersebut. Usai memelajari mukjizat tersebut, mereka kemudian
meninggalkan sang Nabi dan pergi ke tempat yang sepi untuk memraktikkan
mukjizat tersebut. Ketika berada di tempat sepi tersebut, mereka melihat
setumpukan tulang belulang putih. “Ayo kita praktikkan mukjizat ini,” ucap
salah seorang di antara mereka.
Begitu mukjizat itu dipraktikkan,
tiba-tiba tulang belulang itu berubah menjadi sekawanan singa galak. Dan,
singa-singa itu pun segera memburu, mencabik-cabik, dan memangsa mereka.
Suatu pelajaran indah diajarkan
sang Nabi, “Janganlah memburu sesuatu yang diri kita sendiri sejatinya tidak
layak menerimanya. Termasuk jabatan. Akibatnya, sesuatu itu akan mencabik-cabik
dan memangsa kita!”
No comments:
Post a Comment