CATATAN UNTUK SEORANG SAHABAT
Sore itu, dua hari yang lalu, tak lama setiba dari Ciwidey,
Kabupaten Bandung, untuk menghadiri acara "family gathering" yang
diadakan Sekolah Alam Gaharu, saya membuka facebook. Duh, begitu membuka media
sosial tersebut, ternyata ada seorang sahabat menulis tentang diri saya.
Seorang sahabat yang mantan editor sebuah penerbit di Yogyakarta itu kini
bermukim di Pati, Jawa Tengah. Tulisannya berjudul "Teladan dari Penulis
Buku-buku tentang Rasulullah" Dalam media sosial tersebut, ia menulis
sebagai berikut,
Usianya sudah tidak muda lagi. Tapi stamina menulisnya masih
terjaga dan belum tertandingi, setidaknya oleh saya yang masih muda. Kemarin ia
menulis status di fb-nya: “Ya Allah, masihkah Engkau memberikan kesempatan lagi
kepadaku menulis sebuah karya lain seperti karya ini? Semoga.” Di statusnya ia
sertakan kover buku yang baru terbit berjudul Ensiklopedia Tokoh Muslim.
Beliau adalah teladan saya dalam dunia kepenulisan. Setiap
kali malas melanda, tiba-tiba ingat wajah beliau, haha... Bagi beliau menulis sudah
menjadi bagian dari hidupnya. Tidak ada hari yang tidak ia lewatkan untuk
menulis, tentu saja saat sedang tidak kemana-mana, alias di rumahnya saja.
Padahal hobinya adalah jalan-jalan, istilah beliau “keluyuran”. Bayangan kita
keluyuran itu jalan-jalan tidak jelas, semacam cari angin. Bukan seperti itu
kenyataannya. Keluyuran beliau itu menjadi guide jamaah umrah dari salah satu
agen travel. Makkah dan Madinah adalah dua tempat keluyurannya beliau. Hasil
keluyurannya ia bukukan yaitu Makkah dan Madinah dan Dari Istana TopKapi hingga
Eksotisme Masjid Al-Azhar.
Saya baru sekali bertemu dengan beliau pada tahun 2013,
yakni di kantor penerbit Mizan, Bandung. waktu itu saya diutus kantor untuk
pergi ke Bandung menemui dua penulis, salah satunya adalah beliau. Kebetulan
beliau ada perlu ke kantor Mizan, jadi kami janjian bertemu di sana saja. Pada
saat lihat sosoknya, spontan saya berkata dalam hati, “Oh ini toh penulis buku
produktif yang sering aku temui buku-bukunya di toko-toko buku.” Ada rasa
bangga dan kagum. Bangga karena melihat secara langsung sosoknya. Kagum karena
penampilannya biasa saja, hehe.. Ditambah karena usianya sudah kepala 6, tapi
masih kencang menulisnya.
Di antara buku yang ditulisnya kebanyakan tentang Rasulullah
Saw. yaitu, Muhammad Sang Kekasih, Pesan Indah dari Makkah dan Madinah, Wangi
Akhlak Nabi, Rumah Cinta Rasulullah, Mutiara Akhlak Rasulullah, dan Teladan
Indah Rasulullah dalam Ibadah. Oya beliau juga rajin menerjemah, salah satunya
tema tentang Rasulullah juga, yaitu Muhammad Nabi Timur dan Barat. Apabila
ingin melihat judul-judul yang beliau tulis dan terjemahannya juga secara
lengkap, bisa dilihat di bukunya yang baru terbit, seperti Ensiklopedia Tokoh
Muslim dan Kisah Para Pencari Nikmatnya Shalat.
Ada satu bukunya yang tak lama lagi akan terbit. Buku
tersebut berjudul Jejak-Jejak Islam dengan subjudul Kamus Sejarah dan Peradaban
Islam dari Masa Ke Masa. Proses penerbitannya saya tahu betul, mulai dari
menunggu rampungnya beliau menulis buku ini, proses editing, proof reading,
layouting, hingga pembuatan kovernya. Tentu saja saya tahu, karena waktu itu
saya yang diberi amanah oleh bos menjadi penanggungjawab buku tersebut.
Proses Kreatif
Dalam note fb-nya beliau menceritakan proses kreatifnya. Ini
mungkin bisa dijadikan bocoran rahasia produktifitas menulisnya. Setiap hari ia
bangun dini hari sekitar pukul tiga pagi. Kemudian ia shalat malam. Sehabis
itu, ia membuka jendela rumah dan menulis, menulis, dan menulis hingga adzan
subuh. Dengan kebiasaan itu, ia merasa hidupnya bermanfaat, nyaman, dan sehat.
Ternyata kebiasaannya itu terinspirasi dari tiga kiai: pertama ayahandanya,
kedua, kiai asal Kudus (tenpat beliau dulu menimba ilmu), ketiga Kiai di Pondok
Pesantren Krapyak. Sesuai kesaksiannya, ketiga kiai tersebut senantiasa bangun
pukul tiga dini hari dan langsung beraktivitas.
Menurutnya, ketiga kiai itu tiada satu pun yang suka
menggembar-gemborkan kebiasaan mereka yang baik dan indah itu. Tetapi, mereka
tidak jemu-jemunya memberikan teladan dan contoh dengan tindakan dan perbuatan
yang nyata. Nyaris setiap hari. Hasilnya luar biasa: kebiasaan itu pun
“menular” tanpa dipaksakan kepada para santri, khususnya kepada diri beliau,
yang nyata-nyata telah mewarisi kebiasaan tersebut.
Kini beliau sedang menyiapkan sebuah buku lagi yang proses
penulisannya memerlukan waktu, kurang lebih 5 tahun. “... menyadari kedua mata
yang "kian meredup" dan usia yang mendekati 63 tahun, saya ragu,
apakah karya itu dapat saya selesaikan. Insya Allah, karya itu bermanfaat untuk
semua. Karena itu, mohon doa semuanya, kiranya Allah Swt. masih memberikan
kesempatan untuk merampungkan karya itu. Amin,” ujar beliau. Di kolom
komentarnya lagi ia melanjutkan, “Nabi Saw. berpulang pada usia 63 tahun.
Karena itu, saya ragu, tapi Insya Allah tetap akan saya lakukan, selesai atau
tidak, Allah a'lam.”
Kira-kira beliau menulis buku apa ya? Kita lihat saja nanti.
Menulis sepertinya sudah seperti bernapas bagi beliau. Tidak ada kata pensiun
dalam berkarya. Mungkin ini yang dinamakan passion, ghirrah, himmah. Tiba-tiba
saya teringat ucapan sastrawan Mesir yang bernama Naguib Mahfudz, “Andaikata
keinginan menulis sempat meninggalkanku, aku ingin hari itu jadi hari
terakhirku.”
Sehat selalu, Pak Ahmad Rofi' Usmani. Semoga ada kesempatan
bisa main ke Baleendah, ndalem-nya beliau.[]
Ahad, 24 Mei 2015, Pkl. 21,08 WIB
Sejenak, usai membaca tulisan itu, saya terdiam. Tapi, saya tidak boleh tidak harus
memberikan catatan atas tulisan itu. Karena itu, segera saya menulis suatu
catatan sebagai berikut, "Duh, mas
Iqbal agak ngaco kali ini. Saya bukan penulis beken. Saya hanya orang biasa
yang ingin melunasi utang kepada para ulama dan ilmuwan yang membuat wawasan
saya terbuka, lewat karya-karya tulis mereka. Sebagai balas budi, saya pun
berniat melanjutkan perjuangan mereka, dalam membuka wawasan sesama, dengan
menulis. Apakah karya-karya saya bermanfaat atau tidak, itu bukan tugas dan
wewenang saya. Apapun, terima kasih atas tulisan Mas Iqbal: bikin saya jadi
ketakutan nih. Kapan ke Baleendah? Salam."
No comments:
Post a Comment