Minggu ini perasaan sangat bahagia benar-benar menyergap hati saya. Ini karena ada seorang sahabat yang bekerja sebagai manager di SAP Indonesia, dua ipar, dan seorang saudara sepupu datang berkunjung ke rumah. Kehadiran mereka membuat rumah kami yang dihuni lima orang, saya, istri tercinta, dua putri, dan seorang pembantu, menjadi lebih semarak. Sahabat yang dari SAP Indonesia tersebut datang ke Bandung untuk menghadiri reuni Alumnus Dept. Penerbangan ITB. Dua ipar datang untuk mengikuti ESQ Leadership Training. Sedangkan saudara sepupu yang dokter spesialis paru tersebut datang ke Bandung untuk sebuah acara di RS Hasan Sadikin.
Rumah kami yang terletak tidak jauh dari Jl Terusan Pasteur memang sering mendapat kunjungan dari saudara-saudara dan sahabat-sahabat. Tak aneh bila sampai anak-anak kami pun menjadi terbiasa menerima tamu. Itulah justru yang sangat ingin tanamkan pada anak-anak. Tradisi menghormati tamu secara Islami yang kami warisi dari orang tua dan mertua merupakan hal yang sejak lama senantiasa kami tanamkan pada anak-anak, walau mereka hidup di kota besar dan menempuh pendidikan di perguruan tinggi umum. Betapa bahagia dan gembira kami melihat anak-anak terbiasa menerima tamu dengan penuh penghormatan.
Dalam kunjungan saudara sepupu saya yang dokter spesialis paru ke rumah kami, saya berkempatan mengopi foto-foto kunjungannya bersama istrinya ke Jepang pada bulan November tahun lalu. Dalam kunjungan tersebut, selain untuk menghadiri simposium respirologi tingkat Asia-Pasifik, istrinya juga berkesempatan memberikan ceramah di Kyoto tentang Al-Quran, karena dia memang seorang qari’ah yang pernah meraih juara kesatu dalam musabaqah tilawah Al-Quran tingkat internasional di Kuala Lumpur, Malaysia dan seorang dosen di sebuah institut Al-Quran di Jakarta. Di samping ke Jepang, suami-istri yang sangat sibuk ini telah mendapat anugerah dari Allah Swt. bisa mengunjungi pelbagai penjuru dunia, untuk memberikan ceramah tentang Al-Quran.
Kegiatan kedua suami-istri ini memang acap membuat saya salut kepada mereka. Sebab, di samping kesibukannya di bidang mereka masing-masing, yang suami sebagai dokter spesialis paru di RS Persahabatan, Jakarta dan kini mendapat amanah sebagai ketua tim penanggulangan flu burung di Indonesia dan yang istri sebagai pembantu rektor di sebuah institut, mereka masih menyisihkan waktu untuk mendirikan sebuah pesantren yang mereka beri nama Bait Al-Quran di Ciputat, Jakarta. Sesuai dengan namanya, pesantren tersebut disiapkan untuk mendidik para santri untuk mempelajari dan mendalami Al-Quran, terutama di bidang qira’ah dan tilawah Al-Quran. Bermula dari hanya beberapa orang santri, kini pesantren tersebut telah memiliki puluhan santri, termasuk santri asal Jepang yang putri seorang Imam Masjid Kyoto. Alhamdulillah, berangkat dari niat yang ikhlas untuk membangun sebuah pesantren dan usaha yang tak kenal lelah, kini Bait Al-Quran mulai membuahkan hasilnya. Kiranya Allah Swt. memberkahi dan meridhai niat, usaha, dan perjuangan Kangmas Dr. Mukhtar Ikhsan SpP. MARS dan Mbakyu Maria Ulfah MA tersebut. Amin.
Thursday, March 15, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment