Setiap kali saya sedang menikmati perjalanan di sebuah di sebuah negara asing, saya suka iseng memperhatikan tulisan-tulisan di billboard, spanduk, baliho, maupun tulisan grafiti yang ditulis oleh warga setempat. Kadang, lewat tulisan-tulisan itu, saya dapat menangkap aspirasi ataupun mimpi masyarakat yang saya kunjungi. Ketika di Alexandria, Mesir, beberapa bulan lalu misalnya, saya menemukan sebuah grafiti berwarna merah darah berbunyi Mishr Maqbarah li Kulli Ghuzat! (Mesir Kuburan bagi Semua Agresor) di sebuah tembok. Seperti diketahui, Mesir sepanjang sejarahnya memang acap menjadi ajang pendudukan pasukan asing, dan salah satu pintu masuknya adalah Kota Alexandria. Dan, grafiti itu tampak mengungkapkan perasaan marah penulis grafiti itu kepada para agresor yang pernah menduduki Mesir.
Karena itu, ketika ditengah perjalanan, pada Jumat, 1 Juni 2007, bersama istri tercinta, Ustadz Masruh Ahmad MA, MBA, dan Ustadzah Nita Jasyiyah untuk mengunjungi beberapa kampus di Malaysia, saya pun iseng mencari tulisan-tulisan yang demikian itu. Dan, benar saja, saya segera menemukan “mangsa yang saya buru”. “Mangsa” itu, antara lain berbunyi: “Pandu cermat, jiwa selamat”, “Tiada panggilan sepenting seruan Ilahi”, “Sayangi Kuala Lumpur”, dan “Elakkan kesesakan”. Di antara tulisan-tulisan itu, tulisan di sebuah billboard yang berbunyi: Bersama Menuju Kegemilangan! dan dipasang oleh Tenaga Nasional Malaysia (PLNnya Malaysia) di sebuah jalan ke arah Bangsar (dari arah Bukit Bintang)lah yang sangat menarik perhatian saya. Kenapa demikian? Tahun lalu, ketika mengunjungi negeri jiran ini, saya sempat bertukar pikiran dengan seorang sahabat saya yang menduduki sebuah posisi strategis di sebuah universitas di negeri tersebut, dia menjelaskan bahwa banyak para mahasiswa Indonesia yang terkenal encer otaknya. Namun, di sisi lain, bila dibanding dengan para mahasiswa Malaysia, para mahasiswa Indonesia lemah dalam soal kerja bersama. Slogan itu menyadarkan saya, kebersamaan memang sangat perlu untuk meraih kegemilangan untuk semua warga.
Karena itu, ketika ditengah perjalanan, pada Jumat, 1 Juni 2007, bersama istri tercinta, Ustadz Masruh Ahmad MA, MBA, dan Ustadzah Nita Jasyiyah untuk mengunjungi beberapa kampus di Malaysia, saya pun iseng mencari tulisan-tulisan yang demikian itu. Dan, benar saja, saya segera menemukan “mangsa yang saya buru”. “Mangsa” itu, antara lain berbunyi: “Pandu cermat, jiwa selamat”, “Tiada panggilan sepenting seruan Ilahi”, “Sayangi Kuala Lumpur”, dan “Elakkan kesesakan”. Di antara tulisan-tulisan itu, tulisan di sebuah billboard yang berbunyi: Bersama Menuju Kegemilangan! dan dipasang oleh Tenaga Nasional Malaysia (PLNnya Malaysia) di sebuah jalan ke arah Bangsar (dari arah Bukit Bintang)lah yang sangat menarik perhatian saya. Kenapa demikian? Tahun lalu, ketika mengunjungi negeri jiran ini, saya sempat bertukar pikiran dengan seorang sahabat saya yang menduduki sebuah posisi strategis di sebuah universitas di negeri tersebut, dia menjelaskan bahwa banyak para mahasiswa Indonesia yang terkenal encer otaknya. Namun, di sisi lain, bila dibanding dengan para mahasiswa Malaysia, para mahasiswa Indonesia lemah dalam soal kerja bersama. Slogan itu menyadarkan saya, kebersamaan memang sangat perlu untuk meraih kegemilangan untuk semua warga.
Slogan “Bersama Menuju Kegemilangan” di billboard yang dipasang Tenaga Nasional Malaysia itu ternyata semakin mengusik benak saya ketika kami usai mengunjungi kampus Universiti Malaya di Bangsar, Universiti Tenaga Nasional dan Universiti Kebangsaan Malaysia di Bangi. Slogan itu segera menyadarkan saya, kebersamaan telah mengantarkan negara jiran itu menikmati kemajuan yang digapainya saat ini. Dibanding Malaysia, menurut saya, sumber daya manusia Indonesia sejatinya tidak kalah kualiatasnya dibanding sumber daya manusia Malaysia. Pengalaman hidup saya selama enam tahun untuk menimba ilmu di negeri orang juga membuktikan demikian. Sayangnya, sumber daya manusia Indonesia lemah di sisi kerja sama. Kiranya sumber daya manusia Indonesia dapat belajar dari slogan yang dipasang oleh Tenaga Nasional Malaysia itu, sehingga dengan “bersama menuju kegemilangan” Indonesia! Semoga!
No comments:
Post a Comment