Karena itu, ketika ditengah perjalanan, pada Jumat, 1 Juni 2007, bersama istri tercinta, Ustadz Masruh Ahmad MA, MBA, dan Ustadzah Nita Jasyiyah untuk mengunjungi beberapa kampus di Malaysia, saya pun iseng mencari tulisan-tulisan yang demikian itu. Dan, benar saja, saya segera menemukan “mangsa yang saya buru”. “Mangsa” itu, antara lain berbunyi: “Pandu cermat, jiwa selamat”, “Tiada panggilan sepenting seruan Ilahi”, “Sayangi Kuala Lumpur”, dan “Elakkan kesesakan”. Di antara tulisan-tulisan itu, tulisan di sebuah billboard yang berbunyi: Bersama Menuju Kegemilangan! dan dipasang oleh Tenaga Nasional Malaysia (PLNnya Malaysia) di sebuah jalan ke arah Bangsar (dari arah Bukit Bintang)lah yang sangat menarik perhatian saya. Kenapa demikian? Tahun lalu, ketika mengunjungi negeri jiran ini, saya sempat bertukar pikiran dengan seorang sahabat saya yang menduduki sebuah posisi strategis di sebuah universitas di negeri tersebut, dia menjelaskan bahwa banyak para mahasiswa Indonesia yang terkenal encer otaknya. Namun, di sisi lain, bila dibanding dengan para mahasiswa Malaysia, para mahasiswa Indonesia lemah dalam soal kerja bersama. Slogan itu menyadarkan saya, kebersamaan memang sangat perlu untuk meraih kegemilangan untuk semua warga.
Friday, June 22, 2007
Bersama Menuju Kegemilangan!
Karena itu, ketika ditengah perjalanan, pada Jumat, 1 Juni 2007, bersama istri tercinta, Ustadz Masruh Ahmad MA, MBA, dan Ustadzah Nita Jasyiyah untuk mengunjungi beberapa kampus di Malaysia, saya pun iseng mencari tulisan-tulisan yang demikian itu. Dan, benar saja, saya segera menemukan “mangsa yang saya buru”. “Mangsa” itu, antara lain berbunyi: “Pandu cermat, jiwa selamat”, “Tiada panggilan sepenting seruan Ilahi”, “Sayangi Kuala Lumpur”, dan “Elakkan kesesakan”. Di antara tulisan-tulisan itu, tulisan di sebuah billboard yang berbunyi: Bersama Menuju Kegemilangan! dan dipasang oleh Tenaga Nasional Malaysia (PLNnya Malaysia) di sebuah jalan ke arah Bangsar (dari arah Bukit Bintang)lah yang sangat menarik perhatian saya. Kenapa demikian? Tahun lalu, ketika mengunjungi negeri jiran ini, saya sempat bertukar pikiran dengan seorang sahabat saya yang menduduki sebuah posisi strategis di sebuah universitas di negeri tersebut, dia menjelaskan bahwa banyak para mahasiswa Indonesia yang terkenal encer otaknya. Namun, di sisi lain, bila dibanding dengan para mahasiswa Malaysia, para mahasiswa Indonesia lemah dalam soal kerja bersama. Slogan itu menyadarkan saya, kebersamaan memang sangat perlu untuk meraih kegemilangan untuk semua warga.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment