Ketika jamaah umrah atau haji sedang bertawaf di seputar Ka‘bah, selepas melintasi sudut Hajar Aswad dan melintasi Multazam, mereka tentu melintasi sebuah pintu keemasan yang “menggantung” di Ka‘bah. Itulah Pintu Ka‘bah. Untuk memasuki Rumah Allah, orang harus memasukinya lewat pintu yang dengan panjang 3.10 m, lebar 1.90 m, kedalaman 2.25 m itu. Sedangkan jaraknya dari permukaan tanah setinggi 2.25 m.
Ka‘bah, ketika pertama kali dibangun Ibrahim a.s., memiliki dua pintu: Pintu Timur dan Pintu Barat. Kedua-duanya menyentuh tanah. Pintu Timur sebagai pintu masuk, sedangkan Pintu Barat sebagai, pintu keluar. Tapi, Pintu Barat (kini disebut Pintu Tobat dan terletak di dekat tangga di dalam Ka‘bah) kemudian ditutup, ketika kaum Quraisy memugar Ka‘bah sebelum Muhammad Saw. diangkat sebagai Nabi. Sedangkan Pintu Timur ditinggikan dari permukaan tanah dan dan daun pintunya dibuat dua.
“Mengapa pintu Ka‘bah itu ditinggikan, wahai Rasul?” tanya ‘A’isyah binti Abu Bakar Al-Shiddiq kepada suami tercinta, Rasulullah Saw., ketika mereka berdua sedang tawaf. Jawab beliau, “‘A’isyah! Kaummulah yang melakukannya. Hal itu dengan tujuan agar mereka dapat memasukkan orang-orang yang mereka kehendaki dan melarang orang-orang yang tidak mereka kehendaki. Andai saja saya tidak khawatir hati kaummu akan menyimpang, karena baru saja keluar dari zaman jahiliah, saya tentu akan membuatkan tembok di dalam Ka‘bah itu dan membuat pintunya menyentuh tanah.”
Kedua pintu Ka‘bah, dari waktu ke waktu, senantiasa dipercantik. Perbaikan terakhir dilakukan oleh Raja Khalid bin ‘Abdul ‘Aziz (alm.). Sang raja memerintahkan, agar Pintu Ka‘bah dan Pintu Tobat diperbaiki dan dipercantik dengan dilapisi emas. Proyek yang baru selesai pada 1399 H/1979 M itu menghabiskan dana sebesar 13.420.000,- riyal, tidak termasuk emas seberat 280 kg. Struktur kedua pintu dibuat dari kayu setebal 10 cm. Kedua pintu itu kemudian dihiasi dengan ornamen-ornamen dari emas murni. Ornamen-ornamen yang berupa kaligrafi ayat-ayat Al-Quran itu dimaksudkan untuk mengingatkan kaum Muslim yang berada di depannya bahwa mereka kini berada di depan pintu Rumah Allah Yang Mahapengampun, Mahapemurah, dan Maha Penyayang.
Kaligrafi Arab apa yang menghiasi Pintu Ka‘bah? Di kedua ujung atas Pintu Ka‘bah tertulis Allâh Jalla Jalâluh dan Muhammad Saw. Selain itu, di pintu itu tertulis ayat-ayat Al-Quran: Bismillâhirrahmanirahîm dan Lâ ilâha illallâh, Muhammad Rasûlullâh. Sedangkan di tombol pintu tertulis Allâhu Akbar, dan di bawah gembok tertera Surah Al-Fatihah dan di bawahnya tertulis (dalam bahasa Arab yang artinya), “Pintu lama ini dibuat di masa Pelayan Dua Tanah Suci, Raja ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdurrahman Al-Sa‘ud di tahun 1363 H”. Dan di bawahnya lagi terdapat tulisan (juga dalam bahasa Arab), “Pintu ini dibuat di masa Pelayan Dua Tanah Suci, Raja Khalid bin ‘Abdul ‘Aziz di tahun 1399 H”. Dan, di bagian sisi-sisinya, tertulis 15 nama-nama indah Allah Swt.
Seperti halnya pada umumnya pintu, Pintu Ka‘bah pun dilengkapi dengan kunci dan gembok. Kunci itu mempunyai panjang 40 cm dan disimpan dalam tas yang dibuat dari sutra yang dihias dengan emas murni dan dibuat oleh pabrik kiswah di Makkah. Sedangkan gembok pintu yang satu ini dibuat pada tahun 1399 H/1979 H, mengikuti gembok lama yang dibuat atas perintah Sultan ‘Abdul Hamid II, seorang penguasa Turki, pada 1309 H/1901 M, dengan beberapa rancangan khusus yang sesuai dengan bentuk pintu baru. Gembok itu memiliki panjang 34 cm dengan lebar setiap sisinya 6 cm. Selain itu, Pintu Ka‘bah juga diselimuti kiswah. Kiswah yang satu ini, disebut Al-Barqa’, memiliki tinggi 6.32 m dan lebar 3.30 m. Seperti halnya kiswah Ka‘bah, kiswah Pintu Ka‘bah kini juga dibuat di Makkah. Karena itu, tak aneh jika di bagian paling bawah kiswah tertulis (dalam bahasa Arab tentu saja), “Penutup ini dibuat di Makkah Al-Mukarramah dan Raja ‘Abdullah bin ‘Abdul ‘Aziz menghadiahkannya kepada Ka‘bah. Kiranya Allah menerimanya”.
Ka‘bah, ketika pertama kali dibangun Ibrahim a.s., memiliki dua pintu: Pintu Timur dan Pintu Barat. Kedua-duanya menyentuh tanah. Pintu Timur sebagai pintu masuk, sedangkan Pintu Barat sebagai, pintu keluar. Tapi, Pintu Barat (kini disebut Pintu Tobat dan terletak di dekat tangga di dalam Ka‘bah) kemudian ditutup, ketika kaum Quraisy memugar Ka‘bah sebelum Muhammad Saw. diangkat sebagai Nabi. Sedangkan Pintu Timur ditinggikan dari permukaan tanah dan dan daun pintunya dibuat dua.
“Mengapa pintu Ka‘bah itu ditinggikan, wahai Rasul?” tanya ‘A’isyah binti Abu Bakar Al-Shiddiq kepada suami tercinta, Rasulullah Saw., ketika mereka berdua sedang tawaf. Jawab beliau, “‘A’isyah! Kaummulah yang melakukannya. Hal itu dengan tujuan agar mereka dapat memasukkan orang-orang yang mereka kehendaki dan melarang orang-orang yang tidak mereka kehendaki. Andai saja saya tidak khawatir hati kaummu akan menyimpang, karena baru saja keluar dari zaman jahiliah, saya tentu akan membuatkan tembok di dalam Ka‘bah itu dan membuat pintunya menyentuh tanah.”
Kedua pintu Ka‘bah, dari waktu ke waktu, senantiasa dipercantik. Perbaikan terakhir dilakukan oleh Raja Khalid bin ‘Abdul ‘Aziz (alm.). Sang raja memerintahkan, agar Pintu Ka‘bah dan Pintu Tobat diperbaiki dan dipercantik dengan dilapisi emas. Proyek yang baru selesai pada 1399 H/1979 M itu menghabiskan dana sebesar 13.420.000,- riyal, tidak termasuk emas seberat 280 kg. Struktur kedua pintu dibuat dari kayu setebal 10 cm. Kedua pintu itu kemudian dihiasi dengan ornamen-ornamen dari emas murni. Ornamen-ornamen yang berupa kaligrafi ayat-ayat Al-Quran itu dimaksudkan untuk mengingatkan kaum Muslim yang berada di depannya bahwa mereka kini berada di depan pintu Rumah Allah Yang Mahapengampun, Mahapemurah, dan Maha Penyayang.
Kaligrafi Arab apa yang menghiasi Pintu Ka‘bah? Di kedua ujung atas Pintu Ka‘bah tertulis Allâh Jalla Jalâluh dan Muhammad Saw. Selain itu, di pintu itu tertulis ayat-ayat Al-Quran: Bismillâhirrahmanirahîm dan Lâ ilâha illallâh, Muhammad Rasûlullâh. Sedangkan di tombol pintu tertulis Allâhu Akbar, dan di bawah gembok tertera Surah Al-Fatihah dan di bawahnya tertulis (dalam bahasa Arab yang artinya), “Pintu lama ini dibuat di masa Pelayan Dua Tanah Suci, Raja ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdurrahman Al-Sa‘ud di tahun 1363 H”. Dan di bawahnya lagi terdapat tulisan (juga dalam bahasa Arab), “Pintu ini dibuat di masa Pelayan Dua Tanah Suci, Raja Khalid bin ‘Abdul ‘Aziz di tahun 1399 H”. Dan, di bagian sisi-sisinya, tertulis 15 nama-nama indah Allah Swt.
Seperti halnya pada umumnya pintu, Pintu Ka‘bah pun dilengkapi dengan kunci dan gembok. Kunci itu mempunyai panjang 40 cm dan disimpan dalam tas yang dibuat dari sutra yang dihias dengan emas murni dan dibuat oleh pabrik kiswah di Makkah. Sedangkan gembok pintu yang satu ini dibuat pada tahun 1399 H/1979 H, mengikuti gembok lama yang dibuat atas perintah Sultan ‘Abdul Hamid II, seorang penguasa Turki, pada 1309 H/1901 M, dengan beberapa rancangan khusus yang sesuai dengan bentuk pintu baru. Gembok itu memiliki panjang 34 cm dengan lebar setiap sisinya 6 cm. Selain itu, Pintu Ka‘bah juga diselimuti kiswah. Kiswah yang satu ini, disebut Al-Barqa’, memiliki tinggi 6.32 m dan lebar 3.30 m. Seperti halnya kiswah Ka‘bah, kiswah Pintu Ka‘bah kini juga dibuat di Makkah. Karena itu, tak aneh jika di bagian paling bawah kiswah tertulis (dalam bahasa Arab tentu saja), “Penutup ini dibuat di Makkah Al-Mukarramah dan Raja ‘Abdullah bin ‘Abdul ‘Aziz menghadiahkannya kepada Ka‘bah. Kiranya Allah menerimanya”.
No comments:
Post a Comment