Thursday, August 4, 2011
Keistimewaan Bulan Ramadhan
Pada akhir bulan Juni 2011 yang lalu, ketika Allah Swt. mengizinkan penulis berziarah ke Madinah, penulis pun menyempatkan diri ke Raudhah dan Makam Nabi Saw. Alhamdulillah, saat itu Raudhah tidak terlalu penuh dengan para jamaah umrah. Selepas melaksanakan shalat di situ, kedua mata penulis tidak bosan-bosannya mencermati segala sesuatu yang ada di seputar Raudhah dan makam itu. Satu demi satu. Kemudian, ketika kedua mata penulis menatap Mimbar Nabi yang menjadi pembatas Raudhah, tiba-tiba tanpa sadar penulis bergumam, “Bukankah di mimbar itulah beliau, manakala tidak sedang melakukan perjalanan keluar kota, setiap Kamis selepas shalat Subuh (bila Ramadhan selepas shalat Ashar), beliau memberikan pesan dan arahan kepada para sahabat?”
Nah, apakah pesan Rasul Saw. tentang keistimewan Bulan Ramadhan yang beliau sampaikan di mimbar kayu berlantai tiga itu? Berikut pesan dan arahan beliau itu:
Suatu ketika Rasulullah Saw., seperti yang kerap beliau lakukan, berbincang-bincang dengan para sahabat. Selepas berbagi sapa dengan mereka, beliau pun berkata, “Wahai sahabat-sahabatku! Pada setiap malam di bulan Ramadhan, Allah Swt. berfirman kepada malaikat penyeru untuk mengumumkan tiga kali, ‘Adakah orang yang memohon? Jika ada, Aku akan memenuhi permohonannya. Adakah orang yang bertaubat? Jika ada, Aku akan menerima taubatnya. Adakah orang yang memohon ampunan? Jika ada, Aku akan mengampuninya. Dan, siapa yang akan memberi pinjaman kepada Yang Mahakaya yang tak pernah kekurangan dan Yang Maha Memenuhi segala janji-Nya tanpa menguranginya sama sekali?”
Sejenak Rasulullah Saw. berhenti berkata. Beberapa saat kemudian beliau melanjutkan perkataannya, “Wahai sahabat-sahabatku! Pada setiap hari di bulan Ramadhan, Allah Swt. membebaskan dari neraka sejuta ruh yang dipastikan masuk surga. Dan pada hari terakhir bulan Ramadhan, Allah Swt. membebaskan ruh sebanyak-banyaknya sebagaimana Dia membebaskannya dari awal hingga akhir Ramadhan.
Kemudian, jika Lailatul-Qadar tiba, Allah Swt. memerintahkan Malaikat Jibril untuk turun ke bumi bersama serombongan malaikat yang membawa bendera hijau dan menancapkan bendera itu di puncak Ka‘bah. Jibril memiliki seratus sayap, dua sayap di antaranya tidak pernah dibentangkan kecuali pada malam itu. Lalu, Jibril membentangkan kedua sayapnya sehingga menutupi timur dan barat. Malaikat-malaikat akan berjabat tangan dengan rombongan Jibril dan mengamini doa mereka hingga fajar terbit. Ketika fajar telah terbit, Jibril menyeru malaikat-malaikat itu, ‘Wahai para malaikat! Berpencarlah!’ Mereka pun bertanya, ‘Wahai Jibril! Apa yang akan dilakukan Allah Swt. berkenaan dengan pelbagai keperluan ummat Muhammad Saw. yang beriman?”
“Jibril menjawab, ‘Pada malam ini, Allah Swt. memandangi mereka dan memaafkan mereka, kecuali empat kelompok manusia.’”
Sejenak Rasulullah Saw. berhenti berbicara. Melihat hal itu, seorang sahabat bertanya kepada beliau, “Wahai Rasul, siapakah empat kelompok itu?”
“Mereka adalah pecandu minuman keras, orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya, orang yang memutus silaturahmi, dan orang yang saling bermusuhan!” jawab beliau.
“Wahai Rasul,” tanya sahabat itu lebih lanjut, “siapakah orang yang saling bermusuhan itu?”
“Orang yang saling membenci!” jawab beliau.
Selepas menjawab demikian, Rasulullah Saw. lantas berkata, “Jika malam Hari Idul Fitri tiba, malam itu menjadi Malam Penyerahan Hadiah. Kemudian keesokan harinya, pada Hari Idul Fitri, Allah Swt. mengutus malaikat-malaikat untuk turun ke bumi. Mereka mendatangi setiap penjuru bumi dan menyeru dengan suara yang bisa didengar oleh semua makhluk kecuali jin dan manusia, ‘Wahai ummat Muhammad! Keluarlah menghadap Tuhan kalian Yang Mahamulia. Dia akan mengaruniakan hadiah dan mengampuni dosa-dosa besar kalian!” Apabila mereka datang ke tempat shalat mereka, Allah Swt. pun berfirman kepada malaikat-malaikat tersebut, ‘Apakah balasan bagi pekerja yang telah menyelesaikan pekerjaannya?’ Para malaikat menjawab, ‘Wahai Tuhan kami, balasannya adalah upah penuh.’
“Maka, Allah pun berfirman, ‘Wahai malaikat-malaikat-Ku! Aku menjadikan kalian sebagai para saksi bahwa Aku telah memberikan balasan kepada mereka, karena puasa mereka pada bulan Ramadhan dan karena shalat (sunnah) malam mereka, dengan ridha dan ampunan-Ku! Wahai hamba-hamba-Ku! Mohonlah kepada-Ku! Demi kemuliaan dan kebesaran-Ku, tidaklah kalian menginginkan sesuatu kepada-Ku di pertemuan ini, untuk akhiratmu, kecuali Aku akan memberimu. Dan, tidaklah kalian menginginkan keperluan duniawimu kecuali Aku akan memandangi kalian. Demi kemuliaan-Ku, sungguh kesalahan-kesalahan kalian akan Kututupi selama kalian takut kepada-Ku. Demi kemuliaan dan keagungan-Ku, Aku tak kan menghinakan kalian dan aib-aib tidak akan Kuperlihatkan di hadapan orang-orang yang melewati batas. Bertebaranlah kalian membawa ampunan…. Sungguh, kalian telah ridha kepada-Ku dan Aku pun telah ridha kepada kalian!’
“Malaikat-malaikat pun merasa gembira dan bersukacita, karena Allah memberi karunia kepada ummat ini kala mereka sedang berhari raya selepas melaksanakan puasa Ramadhan!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment