Tuesday, August 16, 2011

Sepenggal Doa di Bulan Ramadhan


“Ada tiga orang yang doa mereka tidak ditolak Allah: orang yang berpuasa hingga ia berbuka, pemimpin yang adil, dan orang yang dizalimi.” (HR Ahmad ibn Hanbal).

Setiap ada kesempatan, selama bulan Ramadhan ini, selain menulis dan membaca, penulis mencoba menyimak ceramah para dai kondang di negeri tercinta ini. Dalam ceramah yang mereka sajikan, ternyata mereka kerap menyitir hadis di atas. Mendengar ceramah mereka, entah kenapa kemudian penulis tergerak untuk membuka dan menyimak sebuah karya indah Prof. Dr. Muhammad Mahmud Ahmad dan Prof. Dr. Musa Al-Khathib, Du‘a Al-Anbiya’ wa Al-Rusul. Lembar demi lembar karya itu pun penulis cermati. Kisah demi kisah yang menjadi latar belakang pelbagai doa para Nabi dan Rasul pun penulis kaji. Duh, ternyata, doa-doa yang dihadirkan dalam karya itu demikian banyak. Dan, doa-doa itu demikian indah.

Entah kenapa, ketika penulis sedang merenungkan doa-doa indah para Nabi dan Rasul tersebut, tiba-tiba benak-benak penulis “melayang-melayang” ke Madinah dan teringat kisah nan indah yang berkenaan dengan doa Nabi Daud a.s. sebagai berikut:

Betapa gembira hati seorang sahabat hari itu, karena ia masih memiliki kesempatan menghadiri pertemuan dengan Rasulullah Saw. di hari itu di Masjid Nabawi, Madinah, seperti yang acap beliau lakukan setiap minggu manakala beliau sedang tidak melakukan perjalanan keluar kota. Sahabat yang satu itu tak lain adalah Abu Al-Darda’, seorang sahabat yang berasal dari suku Khazraj, Madinah dan bernama lengkap Abu Al-Darda’ ‘Uwaimir bin Zaid bin Qais bin ‘A’isyah bin Umayyah bin Malik bin ‘Adiy bin Ka‘b bin Al-Khazraj bin Al-Harits. Sebelum memeluk Islam, Abu Al-Darda’ memiliki profesi sebagai seorang pedagang.

Dalam pertemuan pada hari itu Rasulullah Saw. memperbincangkan kisah Nabi Daud a.s. Seperti diketahui, Nabi Daud a.s. adalah seorang nabi yang namanya disebut 16 kali di dalam Al-Quran. Nabi yang satu ini adalah anak keturunan Nabi Ibrahim a.s. generasi ke-11. Ketika kecil ia hidup sebagai penggembala ternak seperti halnya Rasulullah Saw. Suatu saat, ketika ia telah remaja, Saul, raja Bani Israil, meminta bantuan kepadanya untuk melawan Jalut. Ternyata, ia berhasil mengalahkan raja Palestina itu. Melihat kemenangan dan ketenaran nama yang direngkuhnya, Saul pun berupaya membunuhnya. Daud berhasil melarikan diri. Setelah Saul mati, Daud lalu mendirikan sebuah kerajaan di Hebron. Tapi, kemudian kerajaannya ia pindahkan ke Jerusalem. Selain menjadi raja, Allah juga memberi wahyu kepada Nabi Daud a.s. karena ketaatannya kepada-Nya dan memberinya kekuatan, ilmu yang tinggi, dan dapat membuat baju besi serta menundukkan gunung-gunung untuk bertasbih bersamanya di kala pagi dan senja hari. Ketika menjelang meninggal dunia, ia mewariskan kerajaannya kepada putranya yang bijak, Nabi Sulaiman a.s.

Rasulullah Saw., dalam menuturkan kisah Nabi Daud a.s. tersebut, memaparkan pula kepada para sahabat bagaimana kecintaan Nabi Daud a.s. kepada Allah Swt. Beliau kemukakan kepada mereka bahwa dalam berdoa Nabi Daud a.s. senantiasa memohon agar mendapatkan karunia cinta kepada-Nya. Selain itu, ia juga memohon agar cintanya lebih besar ketimbang cintanya kepada dirinya sendiri dan keluarganya. Kemudian, tentang doa Nabi Daud a.s. tersebut, Rasulullah mengemukakan, “Wahai sahabat-sahabatku! Di antara doa yang dipanjatkan Nabi Daud a.s. adalah Allâhumma innî as’aluka hubbak, wa hubba man yuhibbuk, wa al-‘amal al-ladzî yuballighunî hubbak. Allâhumma ij‘al hubbaka ahabba ilayya min nafsî wa ahlî wa min al-mâ’ al-bârid (Ya Allah! Aku memohon kepada Engkau cinta kepada-Mu, cinta orang-orang yang mencintai-Mu, dan amal yang dapat membuat aku meraih cinta kepada-Mu. Ya Allah! Jadikanlah cinta kepada-Mu lebih kusukai daripada cinta kepada diriku sendiri, keluargaku, dan air yang menyejukkan).”

Betapa indah doa Nabi Daud a.s. tersebut. Dan, semenjak bulan Ramadhan ini, penulis pun menjadikan doa itu sebagai salah satu doa pilihan penulis. Kiranya Allah Swt. menerima doa tersebut, amin! (arofiusmani.blogspot.com/)

No comments: