Tuesday, July 1, 2014

ABDUL KARIM GERMANUS:
Pembela Islam dari Hungaria

Ketika memasuki masa modern, kondisi dan situasi kaum Muslim di berbagai penjuru dunia dapat dikatakan dalam keadaan menyedihkan. Dunia Islam kala itu memang dalam keadaan muram. Meski demikian, Islam tetap berkembang ke berbagai penjuru dunia. Malah, agama yang satu ini kian menarik perhatian banyak di antara para cendekiawan Barat. Salah satunya adalah Julius Germanus, seorang cendekiawan asal Hungaria yang kemudian memeluk Islam. Dan, setelah memeluk Islam, dapat dikatakan ia menghabiskan separuh hidupnya untuk membela Islam, lewat sederet karya tulisnya.

Kini, bagaimanakah kisah hidup Julius Germnus?

Lahir di Budapest, Hungaria, pada 1301 H/1884 M, Julius Germanus melintasi masa kecil dan remajanya dalam keadaan sulit, karena senantiasa dililit berbagai persoalan dan penindasan. Namun, ia akhirnya dapat melewati masa-masa kelam itu dan berhasil menyelesaikan kuliahnya di Universitas Budapest. Selepas lulus kuliah, ia memutuskan untuk menekuni bahasa Turki. Untuk itu, pada 1321 H/1903 M, ia berangkat ke Turki dan kuliah lagi di Jurusan Bahasa Turki di Universitas Istanbul, Istanbul. Dalam masa dua tahun, ia berhasil meraih gelar master di bidang bahasa Turki. Saat kuliah di Istanbul itulah Germanus mulai tertarik pada Islam. Ia mulai memelajari Tafsir Al-Quran. Selain itu, ia terus menggali informasi tentang Islam.

Ketika kembali ke negerinya, Julius Germanus melihat banyak pihak yang salah dalam memahami Islam. Akibatnya, tidak jarang ia harus adu argumentasi dengan mereka.  Karena begitu acap beradu pendapat soal Islam dengan mereka, ia akhirnya memutuskan untuk memelajari bahasa Arab, bahkan bahasa Persia. Ia pun berhasil menguasai kedua bahasa tersebut dengan baik. Sehingga, pada 1330 H/1912 M,  ia ditunjuk sebagai profesor bidang bahasa Turki, Arab, Persia, dan sejarah Islam di Hungarian Royal Academy di Budapest.

Dengan bergulirnya sang waktu, Julius Germanus kemudian ditunjuk sebagai Ketua Departemen Studi Ketimuran di Universitas Ilmu Ekonomi Budapest. Lantas, pada 1346 H/1928 M, selepas keluar dari Universitas Budapest, ia diundang ke India untuk mengepalai Departemen Kajian Islam di Universitas Visva-Bharati di Shantiniketan, Bengal. Di sana, ia menetap selama beberapa tahun dan di sana ia memutuskan untuk menjadi seorang Muslim dan mengubah namanya, Julius, dengan nama Islam, Abdul Karim. Kini, namanya pun berubah menjadi Abdul Karim Germanus.

Kemudian, selepas memelajari bahasa Arab klasik di Kairo, Mesir, Abdul Karim Germanus kembali mengajar di Universitas Budapest dan mengabdi di universitas itu selama lebih dari 40 tahun, sebagai profesor di bidang sejarah dan peradaban.  Karena pengabdiannya tersebut, pada 1382 H/1962 M, ia dipilih Organisasi Cendekiawan Muslim Irak sebagai anggota kehormatan dari luar Irak. Pada tahun yang sama, ia juga dipilih sebagai anggota Akademi Bahasa Arab di Kairo dan Damaskus. 

Di Hungaria, di luar semua kegiatan tersebut, tokoh yang berpulang pada Rabu, 18 Dzulhijjah 1399 H/7 November 1979 M ini juga terkenal sebagai seorang penulis yang produktif. Karya-karyanya, antara lain,  adalah The Greek, Arabic Literature in Hungarian, Lights of the East, Uncovering the Arabian Peninsula, Between Intellectuals, The History of Arabic Literature, The History of the Arabs, Modern Movements in Islam, Studies in the Grammatical Structure of the Arabic Language, Journeys of Arabs, Pre-Islamic Poetry, Great Arabic Literature, Guidance From the Light of the Crescent (a personal memoir), An Adventure in the Desert, Arab Nationalism, Allahu Akbar, Mahmoud Timour and Modern Arabic Literature, The Great Arab Poets dan The Rise of Arab Culture.


No comments: