Saturday, July 12, 2014

KHURSHID AHMAD:
Pakar Ekonomi Islam yang Pantang Menyerah dan Putus Asa

Jika Anda sedang berada di berbagai kota besar di Indonesia, di berbagai jalan di kota-kota tersebut kini tegak bank-bank syariah. Hal yang demikian itu tentu tidak akan dapat Anda “nikmati” sekitar 15 tahun yang lalu. Memang, usia perbankan Islam, alias perbankan syariah, belumlah panjang: baru sekitar 70 tahun. Di sisi lain, hingga kini masih banyak orang yang tidak mengetahui sejarah perkembangan bank Islam dan para tokoh yang berjuang untuk merealisasikan konsep ekonomi Islam.”

Kini, bagaimanakah sejarah perkembangan bank Islam?

Lembaran sejarah menorehkan, bank Islam, alias lembaga keislaman yang dilaksanakan berdasarkan sistem ekonomi dan keuangan yang selaras dengan syariah Islam, pertama-tama  baru diuji sekitar setengah abad yang silam. Uji coba itu mulai dilaksanakan di India pada tahun-tahun 1940-an. Kemudian, uji coba itu  diikuti Islamic  Agricultural Saving Bank in Egypt (IASBE)  yang  pertama kali dirintis di kota kecil Mit Ghamr, Mesir pada 1383 H/1963 M, dalam bentuk Bank Tabungan Islam, atas bantuan Raja Faisal  dari Arab  Saudi. Ternyata, bank yang dirancang  sebagai  paduan antara  sistem  tabungan bank Jerman dan prinsip  perbankan  yang tidak bertentangan dengan syariah Islam serta dipimpin Ahmed  El Najjar  ini mendapat  sambutan baik dari masyarakat setempat. Sehingga, antara 1385-1387 H/1965-1967  M ada 11 bank Islam lainnya dibuka. Tetapi, Bank Islam itu kemudian ditutup pemerintah Mesir atas alasan politik.

Meski demikian, berbagai usaha untuk mendirikan bank Islam  tetap dilakukan.  Maka,  pada  1394 H/1974 M,  Bank  Pembangunan  Islam (Islamic  Development  Bank) didirikan di  Jeddah,  Arab  Saudi, untuk  membantu program-program pembangunan ekonomi  di  kalangan negara-negara yang anggotanya sesuai dengan ajaran Islam.  Dalam perjalanan  waktu  selanjutnya, antara 1352-1401  H/1972-1981  M, satu  persatu  Bank Islam berdiri berbagai  di  berbagai  negara, seperti  Dubai Islamic Bank (1395 H/1975 M) yang  didirikan  atas kerjasama  kalangan pengusaha-pengusaha Muslim di  seluruh  Dunia Islam,  Faisal Islamic Bank of Egypt (1395 H/1975 M), Jaame  Bank Ltd  (1396 H/1976 M), Faisal Islamic Bank of Sudan  (1397  H/1977 M),  Islamic Investment Company (1397 H/1977 M), Islamic  Banking System  of  Luxemburg (1398 H/1978 M), Jordan  Islamic  Bank  for Finance & Invetsment (1398 H/1978 M), Bait al Tamweel al  Kuwaiti (1399  H/1979 M), Bahrain Islamic Bank (1399 H/1979  M),  Iranian Islamic   Bank  (1400  H/1980  M),  Islamic  Investment  Bank   & Development  (1400  H/1980 M), dan Islamic Institution  Bank  of Bangladesh (1402 H/1982 M).

Selepas  berdirinya  bank-bank Islam  tersebut,  perbankan  Islam yang  diwarnai dengan penghapusan rente atau bunga  untuk  pinjam meminjam  ini  kian mengepakkan sayapnya ke  berbagai  belahan dunia.  Operasinya  meliputi  negara-negara  Islam  maupun  bukan negara-negara  Islam. Tidak peduli bagaimana  sistem  politik  dan ekonominya.  Sejumlah  bank  ini merebak di  negara  bukan  Islam termasuk Inggris, Denmark, dan Swiss yang terkenal sebagai  pusat perbankan  konvensional.  Usaha menembus pasar  yang  lebih  luas pun  dilakukan.  Al-Baraka,  sebuah  kelompok  dari  Arab   Saudi umpamanya,  memiliki  outlet  di  London.  Di  tempat  yang  sama kelompok  Al-Rajhi  dari  negara yang  sama  mendirikan  Al-Rajhi Company  for Islamic Investment. Sementara Dar al-Maal  al-Islami di  Jenewa dan bertindak sebagai saluran bagi kelompok  Islamic  Bank untuk kawasan Eropa. Di pasar internasional pula pada 1990,  Bank Islam   Malaysia  Berhad,  yang  didirikan  pada  1403  H/1983   M, mengadakan kerja sama pembiayaan dengan British Shell.

Pertumbuhan yang cepat bank-bank Islam dan jumlah penduduk Muslim yang  besar  memang merupakan salah  satu  pemicu  bertumbuhannya bank-bank  tersebut.  Dan, keberhasilan bank-bank  tersebut  malah kemudian  mendorong bank-bank konvensional untuk membuka  semacam Islamic  Windows, tempat mereka menawarkan kepada para  nasabah jasa-jasa perbankan yang mengikuti teknik pembiayaan Islami.

Di sisi lain, pertumbuhan dan perkembangan bank Islam tidak lepas dari jasa banyak pihak. Termasuk jasa para ulama dan ilmuwan Muslim yang menaruh perhatian besar terhadap ekonomi Islam dan bank Islam. Salah satu para ilmuwan Muslim tersebut adalah Khurshid Ahmad.

Siapakah Khurshid Ahmad ini?

Ilmuwan  Muslim  asal  Pakistan  yang terkenal sebagai pakar di bidang ekonomi Islam dan peraih  Hadiah Internasional  Raja Faisal di bidang Pengabdian  terhadap  Islam tahun  1410  H/1990 M ini lahir di Delhi, India pada Rabu, 15 Dzulqa‘dah 1350 H/23 Maret 1932 M.  Sejak  dini, penerima  beberapa gelar doktor “honoris causa” di bidang ekonomi ini  telah menaruh   perhatian  besar  terhadap   masalah-masalah   ekonomi, kegiatan keislaman, dan gerakan-gerakan pembaharuan dalam Islam. Selain  mengajar  di berbagai universitas di  negerinya,  seperti halnya  Urdu  College  dan Universitas Karachi,  peraih gelar doktor dari Universitas Leicester, Inggris ini juga  pernah mendapat kepercayaan sebagai Menteri Perencanaan dan Pembangunan, selain sebagai anggota Senat Pakistan.

Di  sisi  lain, pendiri Islamic Research Academy,  Pakistan   dan mantan  Direktur  Jenderal The Islamic Foundation,  Inggris  yang berpendapat  bahwa Islam merupakan perwujudan aturan  hidup  yang telah  diwahyukan  Allah  dan sekaligus  menjadi  pedoman  umat manusia  ini  juga aktif dalam sederet organisasi  dan  kegiatan internasional  di berbagai negara. Antara lain Royal  Academy  of Islamic Civilization di Yordania, King Abdul Aziz University  di Arab  Saudi,  International Islamic University, Pakistan, dan Christian-Muslim Dialogue, Swiss.

Selain  itu, penerima award pertama di bidang ekonomi dari  Bank Pembangunan Islam dan La-Riba Prize dari American House ini  juga seorang penulis yang produktif. Karya-karya tulisnya, baik  dalam bahasa  Inggris  maupun  Urdu, antara  lain  adalah Proportional Representation and Revival of the Political Process, Studies in Islamic Economics, Towards Monetary and Fiscal System of Islam,Budget 1980-81, Need for A New Strategy, Pakistan’s Economic Challenge and the Budget, Proportional Representation, Islam: Its Meaning and Message,Islamic Perspectives-Studies in Honour of Sayyid Abul A’la Mawdudi, The Qur’an: Basic Teachings, Leicester, Family Life in Islam, Leicester, Islam and the West, Fanaticism, Intolerance and Islam, The Religion of Islam, Principles of Islamic Education, Essays on Pakistan Economy, Studies in the Family Law of Islam, An Analysis of the Munir Report, Lectures on Economics: An Introductory Course, Economic Development in an Islamic Framework, Maulana Mawdudi: An Introduction to His Vision of Islam and Islamic Revival, Christian Mission and Islamic Dawah, The Holy Quran: An Introduction, The Prophet of Islam, The Position of Woman in Islam, Islamic Approach to Development : Some Policy Implications, Islamic Resurgence: Challenges, Directions & Future Perspectives, The Crisis of Political System in Pakistan and The Jama’at-e-Islami, Islam Basic Principles & Characteristics, The Contemporary Economic Challenges and Islam, Islami Nazriya-e-Hayat, Socialism Ya Islam, Nazriya-e-Pakistan aur Islam, Tazkara-e-Zindan, Tehrik-e-Islami: Shah Waliullah se Allama Iqbal Tak, Pakistan, Bangladesh aur Junoobi Asia Ki Siyasat, Pakistan mein A’ein Ki Tadween aur Jamhuriyyat Ka Mas’ala, Adbiyat-e-Mawdudi, Quran Number, Islami Qanoon, Tehrik-e-Islami: Eik Tarikh, Socialism, Ta’aruf JamaĆ­at-e-Islami Pakistan, Elan-e-Tashkand, Nazariya-i-Pakistan, Fikro Nazar Ki Ghalti, Nizam-e-Ta‘leem, Taraqqiyati Policy ki Islami Tashkeel, Ahya-e-Islam: Masail aur Mustaqil ke Imkanat, Jamhuriyat, Parliament aur Islam, Pakistani Siyasat aur A’een, Pakistan mein Nifaz-e-Islam, dan Islami Tehreek: Darpesh Challenge.


Betapa produktif ilmuwan yang kini menjabat Rektor Markfield Institute of Higher Education, Leicester, Inggris dan anggota Senat Pakistan ini dalam menulis karya-karya tulisnya. Dan, perjuangan dan usaha yang tidak kenal menyerah, untuk merealisasikan suatu ide, itulah salah satu pelajaran indah yang dipesankan ilmuwan yang satu ini. Pelajaran indah yang patut disimak dan diteladani!

No comments: